Jailolo, Halmahera Barat – Debat kandidat calon bupati dan wakil bupati Halmahera Barat (Halbar) dalam Pilkada serentak 2024 yang berlangsung di Aula D’Chok Desa Hatebicara, Kecamatan Jailolo, diwarnai dengan kericuhan dan protes dari salah satu pasangan calon. Selasa (15/10/24)
Debat yang mengusung tema “Sinergi Pembangunan: Transformasi Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Pengelolaan Lingkungan” ini diikuti oleh empat pasangan calon bupati dan wakil bupati Halbar, yaitu:
1. **Dulice Baura dan Bustami Albaar** (Jaura Baru)
2. **Dani Missi dan Ikasa Husain** (Dinamis)
3. **Jems Uang dan Jufri Muhammad** (Jujur)
4. **Iskandar Idrus dan Lusiani Damar** (Iklas)
Acara ini menghadirkan panelis dari berbagai latar belakang akademis dan praktisi, di antaranya:
– Rahmat S.Sos, M.I.Kom, M.Pd.I
– Rehza Pratama SE, MM, CRMP
– Hendra Kasim SH, MH
– Syaiful Bahry S.Psi, MA
– M. Nofrizal Amir S.Sos, M.I.Kom
– Nurdin I. Muhammad SE, MSi
– Dr. Said Hasan, M.Pd
Ketua KPU Halbar, Babullah Syaifuddin, membuka acara secara resmi yang kemudian dilanjutkan dengan penyampaian visi dan misi masing-masing pasangan calon untuk periode 2024-2029.
Kericuhan terjadi saat pendukung pasangan calon nomor urut tiga, **Jems Uang dan Jufri Muhammad**, memprotes kehadiran anggota DPR RI Irene Hui Roba dari Dapil Maluku Utara, yang dinilai tidak netral. Protes ini membuat suasana menjadi tegang, hingga akhirnya pihak keamanan dari gabungan TNI dan POLRI dengan 200 personel terpaksa turun tangan mengamankan situasi.
Sorakan dari para pendukung mewarnai jalannya debat, terutama saat pendukung pasangan calon nomor urut tiga meneriakkan “Foya-foya” yang dianggap sebagai tuduhan pembohongan terhadap pasangan tersebut. Kondisi semakin panas ketika pendukung pasangan calon nomor urut empat, **Iskandar Idrus dan Lusiani Damar**, dan nomor urut satu, **Dulice Baura dan Bustami Albaar**, bentrok dengan pendukung pasangan nomor tiga. Namun, kericuhan berhasil diredam oleh petugas keamanan yang sigap mengendalikan situasi.
Memasuki sesi terakhir debat pada pukul 18.30 WIT, salah seorang pendukung mengeluhkan kualitas siaran langsung yang diadakan oleh RRI Ternate. “Ini bagaimana, live tidak jadi tampil di televisi,” teriak salah satu tim sukses, yang merasa waktu tayang debat hanya diberikan tiga menit, sehingga publik tidak bisa menyaksikan secara utuh baik di dalam ruangan maupun dari tenda luar. Kritikan ini langsung diarahkan kepada KPU agar lebih memperhatikan aspek teknis dalam penyelenggaraan debat.
Meskipun ricuh, debat tetap berjalan hingga selesai dengan sorak-sorai dari para pendukung setiap pasangan calon, yang tetap berharap kandidat mereka mampu membawa perubahan signifikan bagi Halmahera Barat di masa mendatang.
Penulis: Ajo