NTB. Mataram – Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Satreskrim Polresta Mataram tengah menyelidiki dugaan korupsi dana bantuan operasional sekolah (BOS) di SMAN 9 Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Polisi mencurigai adanya mark up atau penggelembungan harga terhadap sejumlah proyek fisik di sekolah tersebut.
“Ini masih penyelidikan ya,” ujar Kasat Reskrim Polresta Mataram, Kompol I Made Yogi Purusa Utama, pada Minggu (9/6/2024).
Yogi menjelaskan bahwa penyidik telah memanggil puluhan saksi dari SMAN 9 Mataram untuk dimintai klarifikasi. Saksi yang dipanggil meliputi pegawai tidak tetap (PTT), guru, dan bendahara sekolah.
“Sementara untuk (pemeriksaan) kepala dan wakil SMAN 9 Mataram menyusul. Dalam waktu dekat ini,” tambahnya.
Dugaan korupsi dana BOS yang ditelisik adalah anggaran tahun 2021 dan 2022 dengan total nilai Rp 2 miliar, yakni Rp 1 miliar per tahun. Dugaan awal mengindikasikan adanya mark up pada beberapa proyek, seperti pembuatan taman, pemasangan paving block, dan pembangunan tembok sekolah.
Namun, hingga saat ini, polisi belum dapat menyimpulkan apakah ada perbuatan melawan hukum atau tidak dalam proyek-proyek tersebut. Nilai kerugian juga belum dapat dipastikan.
“Belum bisa kita tentukan nilai kerugiannya. Itu dulu sementara (mark up). Belum bisa kami simpulkan lebih jauh,” kata Yogi.
Berdasarkan surat yang diterima detikBali, Satreskrim Polresta Mataram telah meminta sejumlah dokumen guna kepentingan penyelidikan dan mempercepat penyelesaian kasus tersebut. Surat yang dilayangkan polisi teregistrasi dengan nomor B/37/XI/RES 3/2023/Reskrim tertanggal 24 November 2023 dan ditandatangani oleh Yogi.
Dokumen yang diminta meliputi rencana kerja anggaran sekolah SMAN 9 Mataram 2021-2022, data pokok pendidik (DAPODIK) siswa SMAN 9 Mataram 2021-2022, serta laporan pertanggungjawaban dana BOS SMAN 9 Mataram 2021-2022. Polisi juga meminta rekening koran atas rekening pengelola dana BOS SMAN 9 Mataram 2021-2022.
Penulis : Amran Hidayat
Editor : Redaktur
