Maluku Utara. Jailolo — Warga Desa Matui di Kecamatan Jailolo menyampaikan keluhan terkait kelanjutan proyek pembangunan Pelabuhan Matui. Mereka mengeluhkan dampak buruk yang timbul akibat pekerjaan tersebut, khususnya terkait masalah gorong-gorong yang menimbulkan banjir saat terjadi pasang surut air laut dan hujan besar. Minggu 23 Juni 2024.
Sejumlah warga mengungkapkan kekecewaan mereka dalam wawancara dengan pihak media, terkait dengan tidak adanya koordinasi yang baik antara pihak perusahaan dan masyarakat terdampak. Menurut warga, sebelum adanya proyek pelebaran pelabuhan yang dimulai pada tahun 2023, banjir tidak pernah masuk hingga ke dalam rumah mereka. Namun, setelah dua gorong-gorong ditimbun dalam proses pembangunan, tujuh rumah di sekitar area tersebut kini mengalami banjir hingga setinggi satu meter.
“Sebelum ada pekerjaan, meskipun ada badai, air tidak pernah masuk ke dalam rumah setinggi ini. Tapi sejak pekerjaan pelabuhan ini dimulai dan dua gorong-gorong ditimbun, rumah kami terendam air,” kata seorang warga Desa Matui. Warga juga mengkritik pihak Unit Pelayanan Pelabuhan (UPP) yang dinilai kurang memberikan ruang untuk berdiskusi dan kurang transparan terkait penanganan lingkungan yang terdampak banjir.

Dalam pertemuan dengan wartawan dari Radar Tipikor dan Koran Malut, pihak perusahaan yang bertanggung jawab atas proyek tersebut menyatakan ketidaktahuan mereka terkait masalah gorong-gorong yang ditutup. “Kami tidak tahu terkait penutupan pembuangan air keluar masuk (gorong-gorong),” ujar seorang perwakilan perusahaan. Mereka juga mengklaim bahwa keputusan tersebut telah disepakati oleh sebagian besar masyarakat.
Namun, warga menolak klaim tersebut dan mempertanyakan kebenaran pernyataan pihak perusahaan. Mereka menduga ada spekulasi di balik penimbunan gorong-gorong yang menyebabkan air pasang dan banjir dialihkan ke permukiman mereka. Situasi ini memicu keterlibatan pihak kepolisian dan kejaksaan Halmahera Barat, yang disebut-sebut telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan kontraktor.
Warga Desa Matui mendesak agar proyek pembangunan pelabuhan dihentikan sementara sampai ada solusi yang jelas untuk masalah banjir yang mereka alami. Mereka berharap adanya koordinasi yang lebih baik antara pihak perusahaan, pemerintah, dan masyarakat agar proyek ini tidak lagi merugikan warga.
Diharapkan pihak terkait segera menanggapi keluhan warga ini dan mencari jalan keluar terbaik untuk mengatasi permasalahan yang ada. Warga Desa Matui berharap agar kehidupan mereka dapat kembali normal tanpa harus khawatir setiap kali terjadi pasang surut air laut atau hujan besar. (Ajo)